Melalui interview saya juga berkesempatan mengeksplor kandidat
lainnya untuk mendapatkan dua nama terkuat atau top 2 SSEAYP. Setelah
menggali semua kandidat dengan beberapa pertanyaan, hasilnya Syafri dan
Najmu tidak masuk top 2. Syafri memiliki potensi dan energi yang kuat,
sangat bagus untuk SSEAYP, namun dirinya belum berhasil meyakinkan kami
tentang goals keikutsertaannya, dan memiliki motivasi yang kurang jelas.
Sebaliknya, Najmu justru memiliki motivasi yang jelas. Hanya saja
secara motivasi dan kepribadian Najmu lebih pas jika diarahkan ke
program yang menuntut seseorang siap menjadi individu mandiri. Program
tersebut adalah AIYEP yang memiliki aktifitas individu mandiri lebih
banyak dibanding aktifitas kelompok. Di SSEAYP hampir 100% aktivitas
dilakukan secara kelompok, kecuali untuk aktifitas pribadi seperti
mandi. Eh tapi jangan salah, sakin kebersamaannya di SSEAYP juga
aktifitas mandi bareng loh alias Grand Bath alias Jakuzi. Tertarik? Yang
dipilih buat SSEAYP harus siap ikutan mandi bareng di Grand Bath!
AHAHAHA
Dari 3 nama unggulan di awal tadi, hanya Yudi yang masih bertahan. Selain Yudi, kami menemukan nama baru yakni Jefri Erfanda. Zeli Sidi memiliki kemampuan komunikasi dan kecerdasan yang bagus. Pribadinya juga menarik dan terlihat gampang mingle. Namun dari segi usia agak kurang direkomendasikan untuk SSEAYP. Belakangan juga kami mengetahui Zeli pernah ikut JENESYS di mana peraturan IYEO (International Youth Exchange Organization) Jepang tidak membolehkan alumni JENESYS untuk berpartisipasi dalam SSEAYP. Zeli kemudian kami hapuskan dari daftar SSEAYP dan masih diikutkan dalam kompetisi di AIYEP dan IKYEP. Yudi dan Jefri adalah top 2 untuk SSEAYP berdasarkan pengamatan alumni selama 3 hari seleksi dan interview.
Selanjutnya kami melakukan Review I, memadukan hasil interview dengan akumulasi skor dari penilaian individu dan kelompok. Hasil Top 5 dari akumulasi skor secara berurut dari yang tertinggi adalah Yudhi Pranata, Najmu Fajri, M. Lili S, Sapitra, Jefri Efranda.
Review I ini juga diberlakukan dalam program lainnya. Setelah masing-masing program mendapatkan ranking kandidatnya, kemudian kami melakukan Review II. Dalam tahap ini, kami menganalisa karakter yang kami lihat selama seleksi. Tentu ini berdasarkan usaha peserta masing-masing, apa yang mereka coba tonjolkan maka itu lah yang akan kami analisa.
Najmu yang setelah interview memang lebih condrong ke AIYEP baik itu dari motivasinya dan karakternya, maka dihilangkan dalam daftar SSEAYP. Dalam daftar AIYEP dia masuk top 2. M. Lili memiliki nilai TOEFL yang tidak mencapai angka 400. Kami tidak ingin mengambil resiko terkait persyaratan administrasi TOEFL dan kemampuan Bahasa Inggris, maka kami putuskan untuk menghapusnya dalam list sebelum menganalisa potensinya lebih jauh. Sapitra juga tidak terlalu bagus dalam TOEFL, namun kami masih mencoba untuk mengkaji karakternya. Sapitra memiliki motivasi yang cukup bagus, namun dalam grup Sapitra belum terlalu dominan, kemampuan kesenian pun kurang mengesankan, untuk program yang cukup panjang dan kompleks seperti SSEAYP karakter leadershipnya tidak sekuat Jefri dan Yudi. Sapitra mungkin bisa dipertimbangkan untuk IKYEP karena namanya masuk dalam top 5 IKYEP. Hasil review II ini Yudi dan Jefri tetap berada dalam top 2.
Top 2 di atas masih bisa berubah-ubah tergantung Review III. Review III atau terakhir dilakukan berdasarkan psiko tes, tes fisik dan beberapa pertimbangan lain untuk mendapatkan kandidat utama dan kandidat cadangan.
....
(to be continued)
Dari 3 nama unggulan di awal tadi, hanya Yudi yang masih bertahan. Selain Yudi, kami menemukan nama baru yakni Jefri Erfanda. Zeli Sidi memiliki kemampuan komunikasi dan kecerdasan yang bagus. Pribadinya juga menarik dan terlihat gampang mingle. Namun dari segi usia agak kurang direkomendasikan untuk SSEAYP. Belakangan juga kami mengetahui Zeli pernah ikut JENESYS di mana peraturan IYEO (International Youth Exchange Organization) Jepang tidak membolehkan alumni JENESYS untuk berpartisipasi dalam SSEAYP. Zeli kemudian kami hapuskan dari daftar SSEAYP dan masih diikutkan dalam kompetisi di AIYEP dan IKYEP. Yudi dan Jefri adalah top 2 untuk SSEAYP berdasarkan pengamatan alumni selama 3 hari seleksi dan interview.
Selanjutnya kami melakukan Review I, memadukan hasil interview dengan akumulasi skor dari penilaian individu dan kelompok. Hasil Top 5 dari akumulasi skor secara berurut dari yang tertinggi adalah Yudhi Pranata, Najmu Fajri, M. Lili S, Sapitra, Jefri Efranda.
Review I ini juga diberlakukan dalam program lainnya. Setelah masing-masing program mendapatkan ranking kandidatnya, kemudian kami melakukan Review II. Dalam tahap ini, kami menganalisa karakter yang kami lihat selama seleksi. Tentu ini berdasarkan usaha peserta masing-masing, apa yang mereka coba tonjolkan maka itu lah yang akan kami analisa.
Najmu yang setelah interview memang lebih condrong ke AIYEP baik itu dari motivasinya dan karakternya, maka dihilangkan dalam daftar SSEAYP. Dalam daftar AIYEP dia masuk top 2. M. Lili memiliki nilai TOEFL yang tidak mencapai angka 400. Kami tidak ingin mengambil resiko terkait persyaratan administrasi TOEFL dan kemampuan Bahasa Inggris, maka kami putuskan untuk menghapusnya dalam list sebelum menganalisa potensinya lebih jauh. Sapitra juga tidak terlalu bagus dalam TOEFL, namun kami masih mencoba untuk mengkaji karakternya. Sapitra memiliki motivasi yang cukup bagus, namun dalam grup Sapitra belum terlalu dominan, kemampuan kesenian pun kurang mengesankan, untuk program yang cukup panjang dan kompleks seperti SSEAYP karakter leadershipnya tidak sekuat Jefri dan Yudi. Sapitra mungkin bisa dipertimbangkan untuk IKYEP karena namanya masuk dalam top 5 IKYEP. Hasil review II ini Yudi dan Jefri tetap berada dalam top 2.
Top 2 di atas masih bisa berubah-ubah tergantung Review III. Review III atau terakhir dilakukan berdasarkan psiko tes, tes fisik dan beberapa pertimbangan lain untuk mendapatkan kandidat utama dan kandidat cadangan.
....
(to be continued)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar