Selasa, 29 April 2014

Mengejar Impian Masa Kecil di Seliger


Penulis: Edwinnata 
Pernah dipublikasikan di Koran Republika Tahun 2011


 “Buku adalah jendela dunia, namun tak cukup melihat dunia dari balik jendela (buku). Kau harus ke luar untuk merasakan dunia yang sesungguhnya. Memang bukan perkara mudah. Namun sekali kau berhasil melangkahkan kakimu di luar sana, maka kau seakan bebas untuk melepaskan langkahmu selanjutnya ke belahan bumi lainnya” 

Dari kecil saya dan mungkin kebanyakan dari kamu telah mengenal istilah "Buku adalah Jendela Dunia". Suatu hari saya bersama sahabat saya menyadari bahwa istilah itu sebenarnya bisa membatasi kita. Kami sadar bahwa tak cukup melihat dunia dari balik jendela, kami pun berkeinginan untuk ke luar dari jendela itu. Sampai akhirnya Tuhan mengizinkan saya bersama sahabat saya untuk melihat dunia yang sesungguhnya ketika menginjakkan kaki kami pertama kali di salah satu negara yang berada di belahan bumi utara. Di note ini sayamemang bukan tentang perjalanan ke luar negeri pertama saya dan sahabat saya. Ini adalah perjalanan kedua, sebuah pembuktian dari kalimat pembuka di atas dalam cerita ini.

 Salah satu impian masa kecil saya adalah menginjakkan kaki di negara terbesar di Dunia. Impian itu menjadi kenyataan satu tahun lalu ketika saya dan ke lima sahabat saya yakni Deby Fapyane (Universitas Airlangga), Desrimytha Risma (Universitas Indonesia) Darius Kamil (Universiti Utara Malaysia), Endy Prahyuono (Institut Teknologi Sepuluh November) dan Ricky Raymon (Universitas Indonesia), terpilih menjadi perwalikan Indonesia dalam Sekolah Musim Panas International Youth Forum Seliger 2010 (Seliger).
Program pemerintah Federasi Rusia melalui Federal Agency on Youth Affairs ini diselenggarakan oleh Moscow State Institute of International Relation pada 1-9 Juli 2010 di Danau Seliger, Regional Tver. Kami mendapatkan fasilitas berupa biaya studi, akomodasi, dan visa oleh Pemerintah Federasi Rusia. Sedangkan biaya tiket perjalanan disponsori oleh Beasiswa Unggulan (Biro Perencanaan Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri-Kementrian Pendidikan Nasional), Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, dan kampus masing-masing.
Kami bertolak dari Jakarta menuju Moskow pada 30 Juni 2010. Sesampainya di Bandara Domodedovo, Moskow, para peserta dari berbagai negara berkumpul di suatu titik untuk dibawa menuju Seliger menggunakan bus. Perjalanan dari Domodedovo menuju Seliger menghabiskan waktu 7-9 jam dengan melewati Moskow, dan beberapa kota kecil diantaranya Khimki, Zelonograd, Sherenet, Sholnechnogorsk, Klin, Tver, Torzhok, Kuvsinovo, Ostashkov. Sepanjang perjalanan terdapat pemandangan hutan pinus, kawasan perdesaan dan rumah-rumah tradisional Rusia yang memikat hati. Rombongan tiba pukul 06.00 pagi dengan disambut udara segar, kicauan burung  dan aroma rerumputan Seliger.
Danau Seliger adalah salah satu tujuan wisata termegah sekaligus tereksotik di Rusia yang merupakan sebuah sistem dari 24 danau dan 160 pulau yang tersebar di area seluas 212 km2. Terdapat fasilitas perkemahan seperti eco friendly toilet, sarana olahraga air, fitness, volley, sepeda gunung, pensteril air minum, dan keamanan 24 jam. Di sana juga terdapat bangunan sejarah yakni Monastery St. Nil yang didirikan pada abat ke 16.
Seliger 2010 adalah perkemahan pendidikan internasional yang didisain untuk mengumpulkan para pemimpin dan professional muda dari seluruh dunia agar mengembangkan pengetahuan dan pengalaman serta jaringan internasional. Sebanyak 1000 peserta dari Rusia dan 1000 peserta internasional dari 86 negara di lima benua dekelompokkan ke dalam enam bidang yakni World Politic, Mass Media, Civic Society, Art and Design, Business and Innovation dan Sustainable Develompent and Environment. Setiap harinya, peserta mengikuti 5 sesi kegiatan yang terdiri dari Morning Exercise, Lecturer, Business Program, Open Space dan Entertainment.
Morning Exercise adalah kegiatan olahraga bersama yang terdiri dari lari sejauh 2 km, senam, berenang, dan fitness. Lecturer atau kuliah, disampaikan oleh para pakar dibidangnya, dimulai pada pukul 9.00 hingga 14.00. Selepas kuliah peserta dipersilahkan mengikuti Business Program yang menyediakan workshop paralel dengan tema komunikasi, entreprenuer, bahasa Rusia, jobfair dan seni budaya. Open Space Forum merupakan tempat peserta berdiskusi mengenai program dan kontribusi di masyarakat. Sore hingga malam hari peserta diperkenankan mengikuti acara Enterntainment yang terdiri dari outbond, olahraga (kayaking, sailing, bersepeda), hiking dan malam budaya. Kegiatan Seliger ditutup secara resmi oleh Presiden Rusia, Dimitri Medvedev pada tanggal 9 Juli 2010
Selepas kegiatan, kami berenam menuju Moskow dengan maksud berkunjung ke KBRI Moskow. Meski terlihat sibuk, Bapak Enjay Diana selaku Pejabat KBRI Moskow, menyempatkan diri untuk bertatap muka dengan kami. Kebaikan Pak Enjay pun yang akhirnya mengantarkan kami menginap di kediamannya selama dua malam. Salah satu keberuntungan kami adalah karena saat itu sedang demam piala dunia, kami nonton bareng Piala Dunia bersama Duta Besar RI untuk Rusia, Bapak Hamid Awaludin.
Burhan, mahasiswa Indonesia yang kuliah di Moskow, menjadi guide tidak resmi kami selama di Moskow. Hari pertama kami habiskan untuk mengunjungi salah satu UNESCO World Heritage Site yakni Red Square Moscow dan Kremlin. Red Square merupakan lapangan dengan panjang 330 meter dan lebar 70 meter yang di dalamnya berdiri beberapa bangunan bersejarah diantaranya Lenin Mauseleum, Monumen Minin dan Pozharsky, Resurrection Gate, GUM Department Store, Lobneo Mesto, Museum Sejarah Nasional Rusia, Gereja Katedral Saint Basil dan Kazan. Kremlin merupakan benteng bersejarah dengan  panjang lebih dari 2 k, tinggi 19 m dan luas 27,5 ha. Saat ini Kremlin menjadi Istana Presiden Federasi Rusia. Tidak jauh dari Kremlin terdapat Sungai Moskow yang membelah kota Moskow. Di sana terlihat kapal pesiar kecil dan Yacht yang lalu lalang membawa para wisatawan.
Hari berikutnya kami diajak Burhan untuk berkunjung ke masjid yang terletak tak jauh dari KBRI. Di sana kami menyicipi masakan halal di kantin masjid dengan harga yang murah yakni 150 Rubel per porsinya (1 Rubel = Rp. 350,-). Perjalanan dilanjutkan menuju menuju Tverskaya Square dimana terdapat Moskwa Triumphal Gate. Monument ini merupakan simbol kemenangan tentara Rusia terhadap tentara Napoleon, Perancis. Untuk menjangkau tempat tersebut kami harus menggunakan Metro. Di Moskow terdapat dua system transportasi utama yakni Metro atau kereta bawah tanah dan Tramway atau Bus. Kami lebih sering menggunakan metro dengan harga karcis sekitar 25-27 Rubel per orang, tergantung tujuan. Untuk menuju tempat yang berjarak relatif dekat, berjalan kaki merupakan cara terbaik agar bisa sambil menikmati pemandangan dan bangunan di sepanjang jalan.
Hari terakhir adalah waktunya berkunjung ke Pasar Tradisional Islamilova yang menjadi destinasi favorit bagi wisatawan untuk memburu oleh-oleh dengan harga miring. Jangan segan –segan untuk menawar, khususnya jika belanja dalam jumlah banyak. Beberapa souvenir khas Rusia yang bisa didapatkan diantaranya boneka Matryoshka, keramik telur, gantungan kunci, topi Ushanka khas Rusia, dan kartu pos.
Musim panas di Moskow bisa mencapai 40 derajat selsius. Maka tidak heran jika menyaksikan pemandangan anak-anak Rusia bersuka ria mandi di air mancur yang terletak di taman kota. Panas pun membuat cepat haus dan dahaga. Membeli air minum di swalayan bukanlah pilihan cermat bagi mahasiswa seperti kami sebab bisa menghabiskan 40 Rubel atau setara dengan Rp. 14.000,- untuk satu botol kecil. Mebawa bekal air minum dari flat adalah jalan terbaik. Alternatif lain adalah menghilangkan dahaga dengan es krim yang murah, seharga 20 Rubel. Yang membuat kami heran adalah pada berat bersih yang sama, di beberapa toko Vodka dijual dengan harga sama dengan air mineral.
Bagi saya, Seliger dan Moskow adalah imajenasi alam mimpi masa kecil yang menjadi kenyataan. Selain mendapatkan ilmu dan pengalaman berharga, Seliger juga membuka jaringan internasional dan persahabatan di seluruh dunia. Sinar mentari pagi, aroma rumput, udara segar, kicauan burung dari balik hutan pinus, percikan air danau dan tawa sahabat-sahabat dari berbagai bangsa adalah pengalaman terbaik yang memberikan energi positif besar dalam hidup saya. Informasi pendaftaran Seliger bisa diakses di http://www.interseliger.com.

My Review SSEAYP 2014 PPAN BABEL Part 3


Review terakhir dilakukan berdasarkan psiko tes dan tes fisik. Selain itu ada beberapa hal yang dikonfirmasi pada kandidat secara langsung. Hasil psiko tes memang memiliki pengaruh dalam keputusan tak sampai 10% karena kecendrungan referensinya adalah akademis. Tes fisik adalah sebagai acuan apakah yang bersangkutan jasmaninya bagus atau tidak. Jefri memiliki komitmen yang bagus terlihat dari konsistensinya dalam organisasi yang dia ikuti. Pengalaman dalam organisasi akan membantunya memposisikan diri sebagai pemimpin dan anggota dalam kelompok. Dari aspek bakat seni Jefri masih belum bisa menyamai Yudi. Setelah menimbang dengan sangat hati-hati maka kami memutuskan menempatkan Jefri Efranda untuk Kandidat Cadangan SSEAYP dan Yudi Pranata untuk Kandidat Utama SSEAYP.

Menurut pengamatan saya dari segi spontanitas dan public speaking Yudi memang masih di bawah kandidat lain seperti Najmu dan Syafri. Namun beberapa hal positif yang mendukungnya untuk SSEAYP diantaranya Yudi memiliki riwayat organisasi yang bagus dan kecendrungan untuk lebih mudah bekerja dalam kelompok daripada individu. Meski terlihat cool selama seleksi, karakter seperti ini disebabkan sikap hati-hati dan efisiensi. Bisa dikatakan dia pintar menjaga sikap dan image. Pencitraan? Bisa jadi. Sosok seperti ini mungkin akan memberikan keuntungan bagi seseorang dalam SSEAYP. Individu yang sebenarnya memiliki bakat banci tampil, namun mampu mengatur ritme dalam bersikap, kapan harus menjadi pendengar di kelompok ataupun beraksi lakaknya seorang performer di atas panggung. Melalui FGD kami mengobservasi cara berfikirnya yang cukup sistematis dan efektif. Dalam grup dirinya bisa mendominasi meski tidak harus dengan banyak berkata-kata. Karisma dan sikap tenang adalah hal yang bisa membuat teman-temannya respek. Bakat seni yang dimilikinya akan sangat membantu kontribusinya untuk kesuksesan kontingen Indonesia dalam SSEAYP.

Dirinya juga memiliki motivasi yang kuat tentang alasan memilih SSEAYP seperti jawabannya saat interview: “Pada awalnya saya tertarik AIYEP namun setelah mendapat penjelasan oleh alumni tentang program, SSEAYP membuat saya tertarik. Banyaknya negara peserta memberikan potensi networking yang sangat besar serta konten program yang sangat sesuai dengan interest saya”. Kelebihan dan kekurangan Yudi tersebut akan diolah lagi dalam training yang diselenggarakan sebelum berangkat program. Kami berharap SSEAYP bisa menjadi tempat Yudi berkembang dan mewujudkan kontribusi pada negri.

Review ini adalah tulisan pribadi saya. Bagi yang namanya tidak disebut, mungkin karena dari kemarin saya tunggu transferannya, tapi ga kunjung masuk juga. Bagi yang namanya disebut, makasih ya.. jumlahnya memang ga seberapa tapi cukup lah buat ke Phuket akhir tahun. #‎salahfokus.
Jadi Yudi Pranata udah siap untuk mandi bareng di Grand Bath? Ada yang mau ikut?

Sabtu, 12 April 2014

My Review SSEAYP 2014 PPAN Babel Part 2

Melalui interview saya juga berkesempatan mengeksplor kandidat lainnya untuk mendapatkan dua nama terkuat atau top 2 SSEAYP. Setelah menggali semua kandidat dengan beberapa pertanyaan, hasilnya Syafri dan Najmu tidak masuk top 2. Syafri memiliki potensi dan energi yang kuat, sangat bagus untuk SSEAYP, namun dirinya belum berhasil meyakinkan kami tentang goals keikutsertaannya, dan memiliki motivasi yang kurang jelas. Sebaliknya, Najmu justru memiliki motivasi yang jelas. Hanya saja secara motivasi dan kepribadian Najmu lebih pas jika diarahkan ke program yang menuntut seseorang siap menjadi individu mandiri. Program tersebut adalah AIYEP yang memiliki aktifitas individu mandiri lebih banyak dibanding aktifitas kelompok. Di SSEAYP hampir 100% aktivitas dilakukan secara kelompok, kecuali untuk aktifitas pribadi seperti mandi. Eh tapi jangan salah, sakin kebersamaannya di SSEAYP juga aktifitas mandi bareng loh alias Grand Bath alias Jakuzi. Tertarik? Yang dipilih buat SSEAYP harus siap ikutan mandi bareng di Grand Bath! AHAHAHA

Dari 3 nama unggulan di awal tadi, hanya Yudi yang masih bertahan. Selain Yudi, kami menemukan nama baru yakni Jefri Erfanda. Zeli Sidi memiliki kemampuan komunikasi dan kecerdasan yang bagus. Pribadinya juga menarik dan terlihat gampang mingle. Namun dari segi usia agak kurang direkomendasikan untuk SSEAYP. Belakangan juga kami mengetahui Zeli pernah ikut JENESYS di mana peraturan IYEO (International Youth Exchange Organization) Jepang tidak membolehkan alumni JENESYS untuk berpartisipasi dalam SSEAYP. Zeli kemudian kami hapuskan dari daftar SSEAYP dan masih diikutkan dalam kompetisi di AIYEP dan IKYEP. Yudi dan Jefri adalah top 2 untuk SSEAYP berdasarkan pengamatan alumni selama 3 hari seleksi dan interview.
Selanjutnya kami melakukan Review I, memadukan hasil interview dengan akumulasi skor dari penilaian individu dan kelompok. Hasil Top 5 dari akumulasi skor secara berurut dari yang tertinggi adalah Yudhi Pranata, Najmu Fajri, M. Lili S, Sapitra, Jefri Efranda.

Review I ini juga diberlakukan dalam program lainnya. Setelah masing-masing program mendapatkan ranking kandidatnya, kemudian kami melakukan Review II. Dalam tahap ini, kami menganalisa karakter yang kami lihat selama seleksi. Tentu ini berdasarkan usaha peserta masing-masing, apa yang mereka coba tonjolkan maka itu lah yang akan kami analisa.
Najmu yang setelah interview memang lebih condrong ke AIYEP baik itu dari motivasinya dan karakternya, maka dihilangkan dalam daftar SSEAYP. Dalam daftar AIYEP dia masuk top 2. M. Lili memiliki nilai TOEFL yang tidak mencapai angka 400. Kami tidak ingin mengambil resiko terkait persyaratan administrasi TOEFL dan kemampuan Bahasa Inggris, maka kami putuskan untuk menghapusnya dalam list sebelum menganalisa potensinya lebih jauh. Sapitra juga tidak terlalu bagus dalam TOEFL, namun kami masih mencoba untuk mengkaji karakternya. Sapitra memiliki motivasi yang cukup bagus, namun dalam grup Sapitra belum terlalu dominan, kemampuan kesenian pun kurang mengesankan, untuk program yang cukup panjang dan kompleks seperti SSEAYP karakter leadershipnya tidak sekuat Jefri dan Yudi. Sapitra mungkin bisa dipertimbangkan untuk IKYEP karena namanya masuk dalam top 5 IKYEP. Hasil review II ini Yudi dan Jefri tetap berada dalam top 2.

Top 2 di atas masih bisa berubah-ubah tergantung Review III. Review III atau terakhir dilakukan berdasarkan psiko tes, tes fisik dan beberapa pertimbangan lain untuk mendapatkan kandidat utama dan kandidat cadangan.
....
(to be continued)

Jumat, 11 April 2014

My Review for SSEAYP 2014 PPAN BABEL Part 1

Banyak sekali pemuda/i hebat di negri ini tak terkecuali di Bumi Serumpun Sebalai. Pemuda/i hebat yang berprestasi secara akademis, penelitian dan organisasi. Saya mungkin tak masuk dalam deretan pemuda/i hebat itu. Namun itu tak menjadi alasan penghalang saya untuk mencoba mengukur kemampuan dalam seleksi PPAN Babel beberapa tahun silam. Saya merasa, bukan kehabatan, melainkan keberuntungan yang pada akhirnya membawa saya menjadi bagian dari PCMI.

Pada tahun 2011 saya menjadi salah seorang yang beruntung dilantik oleh Kemenpora sebagai Indonesia Participating Youth (IPY) untuk berangkat ke Ship for Southeast Asian Youth Program (SSEAYP). Bersama dengan 300 pemuda lainnya oleh pemerintah Jepang saya dinobatkan sebagai Duta Muda atau istilah kerennya Young Ambassador of Good Will, atas partisipasi dan kontribusi dalam mempromosikan mutual understanding (rasa saling memahami) dan persahabatan antara Jepang dan negara-negara Asia Tenggara.
Saat itu usia saya 23 tahun-usia yang dimiliki oleh hampir separuh anggota kontingen Indonesia saat itu. Pemerintah Jepang memberikan persyaratan 18-30 tahun untuk peserta SSEAYP. Mengingat beberapa pertimbangan kemudian Pemerintah Indonesia merevisi syarat usia yakni khusus untuk IPY berusia minimal 20 tahun dan maksimal 30 tahun. Pengalaman yang sudah-sudah, usia 20 tahun pun bagi seorang IPY masih agak dini (baca: labil), maka 22 tahun adalah usia mimimun yang direkomendasikan bagi seorang IPY agar siap menikmati program.

SSEAYP adalah program yang sangat kompleks (saking kompleksnya SSEAYPSICKnya pun berkepanjangan). Selain komposisi di dalamnya yang beragam, peserta program yang berasal dari 11 negara pun menjadi warna tersendiri dalam program. Dalam persiapan, perlu dilakukan serangkaian training. Mulai dari training propinsi, training SII, pra-PDT dan PDT (Pre-Departure Training). Negara peserta lainnya termasuk Jepang melaksanakan PDT sebanyak 2 kali. Pada tahun ini Kemenpora berencana menerapkan hal serupa sehingga training SII dan pra-PDT akan dihapuskan. Jika itu dilaksanakan, SSEAYP menjadi satu-satunya program PPAN yang PDTnya dilaksanakan 2x (ICYEP melakukan pertemuan kontingen di awal namun untuk keperluan Medical Check Up).

Di dalam program selain berkerja dalam tim kontingen, setiap individu juga melaksanakan aktifitas dalam Solidarity Group (SG). Terdapat 11 SG, masing-masing SG beranggotakan sekitar 30 PYs dari 11 negera berbeda. Selain SG, ada pula Discussion Group (DG) dengan mekanisme grouping yang sama dengan SG. Potensi konflik dalam SSEAYP cukup besar, baik itu internal kontingen Indonesia, SG dan DG. Dalam kontingen, SG atau pun DG terdapat dinamika kelompok. Dalam suatu tugas seorang individu bisa menjadi leader, dalam tugas yang lain individu tersebut bisa menjadi follower. Setiap individu diberikan kesempatan untuk belajar, mengekspresikan diri dan melatih kemampuan team management.

Beban dalam program pun cukup tinggi. Mutual Understanding dan Friendship adalah tujuan dari program ini. Meski demikian, tak bisa dipungkiri adanya atmosfir persaingan antar negara sehingga setiap negara peserta mempersiapkan diri sebaik mungkin, misalnya dalam National Presentation, Discussion Program, dan sebagainya agar terlihat tampil optimal. Tidak sampai di situ saja, setiap individu pun dituntut berlomba-lomba untuk memberikan yang terbaik. Memang tidak ada kompetisi individu di sana, namun popularitas adalah hal yang tak bisa dilepaskan dalam program. Atmosfer keceriaan di SSEAYP mampu membuat seorang pemalu dan pendiam seperti saya menjadi banci tampil. Low profil memang diperlukan dalam SSEAYP, namun tetap dibarengi dengan keinginan untuk tampil baik sebagai leader dan follower atau pun sebagai partner yang helpful dalam grup. Orang-orang yang memiliki percaya diri, supel dan berkarisma, akan lebih mudah beradaptasi dan mendapatkan teman, atau orang-orang Toboali biasa menyebutnya dengan istilah mingle. Karakter yang kuat dengan daya tahan mental yang bagus juga diperlukan. Hal-hal di atas akan menjadi kunci kesuksesan individu dalam program.

Setelah menjadi alumni, saya selalu bersemangat untuk datang ke seleksi PPAN Babel. Bukan tak sedikit halangan atau agenda lain yang datang bertabrakan, namun sampai tahun ini Tuhan masih mengizinkan saya bertemu pemuda/i hebat para peserta Seleksi PPAN Babel . Kenapa selalu bersemangat datang seleksi? Istilah alaynya saya mau nyari brondong-brondong kece. Dalam bahasa sopannya karena saya akan mendapatkan adek baru dalam program. Biasanya punya adek baru itu bergauntung pabrik orang tua kita, maka kita ga bisa petantang petenteng pilih-pilih harus ikhlas sesuai cetakan pabrik. Kalau pabriknya cetak hidung mancung, ga boleh berharap banyak dengan hidung pesek (Maaf kalau ada permainan fisik di sini). Adek baru versi program ini saya bisa pilih-pilih tergantung bagaimana saya observasi karakter individu dan usaha yang ia lakukan selama seleksi.

Selama dua hari pertama saya berkenalan dengan para kandidat tahun ini, mulai dari tes kesenian individu dan kelompok, presentasi PPA, photo exhibition, hingga interaksi dalam kelompok. Terdapat tiga orang yang berhasil menyita perhatian saya khusus untuk SSEAYP. Mereka adalah Syafri Rahman, Najmu Fajri dan Yudi Pranata. Kemudian tiga orang ini akan saya eksplor lebih banyak pada saat sesi wawancara/interview.

(to be continued)